Pertumbuhan dan
Perkembangan Ekonomi di Negara SAUDI ARABIA
Tugas Remidi UH Ekonomi
M E L I M E R Y A N A
Absen : 13
Kelas : XI IPS 2
SMA NEGERI 2
PEKALONGAN
Pendahuluan
Arab Saudi terletak bersebelahan dengan dua benua, Eropa dan
Afrika. Secara geografis terbentang dari laut Merah dan teluk Aqaba di sebelah
barat hingga teluk Arab di sebelah Selatan, sedangkan di sebelah utara, Arab
Saudi berbatasan langsung dengan negara Yordania, Irak, dan Kuwait. Arab Saudi
juga berbatasan dengan Yaman dan Oman dan di sebelah timur negara penghasil
minyak ini berbatasan dengan teluk Arab, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Bahrain.
Arab Saudi memiliki bentang alam yang tandus, terdiri dari pegunungan, gurun,
dan dataran tinggi dengan iklim yang panas setiap hari.
Penampang alam yang ekstrim tidak membuat Arab Saudi
menjadi negara yang terisolasi dari dunia. Perkembangan industri perminyakan di
Arab Saudi sejak 1930-an membuat Arab Saudi menjadi negara yang paling disegani
walaupun sebelum tahun 1938 Arab Saudi tidak pernah sekalipun diperhatikan oleh
negara Eropa dan Amerika. Hal itu dikarenakan tidak adanya sumber daya yang
menarik perhatian dunia. Gerbang pengetahuan mengenai Arab Saudi baru terlihat
dan diketahui ketika minyak ditemukan disana(Simmons, 2005 : 5).
Pada tahun 1938, minyak menjadi komoditi utama yang
membuat perubahan besar dalam perkembangan negara Arab Saudi setelah pemasukan
dari orang-orang yang melakukan ibadah haji. Arab Saudi mulai menjadi produsen
minyak pada tahun 1930-an. Seluruh tatanan masyarakat di berbagai aspek mulai
berkembang dan berubah, termasuk perekonomian Arab Saudi.
Arabian American Oil Company (Aramco) resmi berdiri pada tahun 1944. Produksi
minyak yang dilakukan secara komersial dilakukan terus-menerus dan mengalami
perkembangan yang sangat signifikan. Keadaan tribalis sudah mulai berubah dan
mengalami perubahan tatanan sosial dari sistem nomaden menjadi manusia yang
modern yang menetap dan membangun peradaban kota. Hingga saat ini, Industri
perminyakan Arab Saudi merupakan representasi industri minyak yang sangat
besar. Negara penghasil minyak ini tercatat pada tahun 2011 memiliki aset asing
yang cukup besar, yaitu sekitar SR352 miliar yang mayoritas diperoleh dari
aspek industri perminyakan.
Periode Awal Industrialisasi
Menurut catatan sejarah, secara umum penemuan minyak di
Timur Tengah dimulai ketika ditemukannya minyak di daerah Iran tahun 1880 dalam
bentuk pori-pori tanah yang kecil dan disimpulkan bahwa lahan tersebut banyak
mengandung minyak pada tahun 1908. Kejadian ini berawal dari terjadinya
kebakaran lahan secara tiba-tiba. Sebelumnya, pada masa Raja Nebukanedzar juga
terjadi kebarakan yang diduga disebabkan adanya unsur minyak di wilayah
kerajaannya.[1] Ladang minyak besar juga telah ditemukan pada tahun 1927 di
daerah Kirkuk yang berjarak 2500 meter dari posisi kebakaran pada masa Raja
Nebukanedzar II. Ladang ini menghasilkan hasil produksi yang sangat besar.
Namun, peristiwa perang Irak II membuat ladang ini mengalami kerusakan dan
sabotase sehingga menghambat produksi. Selain Iran dan Irak, minyak juga
ditemukan di daerah Bahrain oleh Frank Holmes.
Penemuan minyak di berbagai wilayah di timur tengah,
membuat Raja Abdul Aziz berfikir tentang kemungkinan penemuan minyak di
negaranya. Krisis keuangan dunia yang melanda semenanjung Arab pada tahun
1929-1933 memberikan dampak yang menyebabkan terjadinya defisit keuangan. Raja
Abdul Aziz harus mencari sumber pendapatan lain untuk mengatasi defisit
anggaran.Saat itu pihak Kerajaan Arab Saudi yang dipimpin Abdul Aziz ibn Saud hanya
memiliki sumber pemasukan ekonomi yang berbentuk Zakat, pajak perseorangan, dan subsidi yang
diberikan pemerintah Inggris sejak perang dunia I tahun 1914-1918 .
Raja Abdul Aziz mendapat saran dari St. John. B. Philby
untuk melakukan eksplorasi minyak di Saudi.[2] Saran ini ditanggapi serius
olehnya. Raja meminta Philby untuk mencarikan seorang ahli geologi untuk
memastikan apakah ada potensi minyak di tanah Saudi. Philby akhirnya
mengusulkan nama Charles Crane kepada Raja dan tiba di Jeddah pada tahun 1931.[3]
Pada pertemuan awal Raja Ibn Saud dengan Crane, Crane mengusulkan beberapa nama
ahli geologi kepada Raja untuk untuk membantunya dalam pencarian sumber daya
mineral di Saudi. Akhirnya, Raja memilih Seorang Ahli Geologi asal Amerika Karl
S. Twitchell yang sebelumnya pernah bekerja sama dengan Crane di Yaman.
Twitchell memulai penyelidikan setelah tiba di Jeddah
pada 1933 ke arah utara kota mekkah, tepatnya di daerah Wadi Fatimah. Ia tidak
menemukan potensi minyak didalamnya. Akhirnya dia melanjutkan penyelidikan ke
arah timur dengan pergi ke arah al-Hasa. Twitchell kembali mengalami kegagalan
dalam menemukan potensi minyak disana. Ahli geologi ini melanjutkan
perjuangannya untuk menemukan minyak dengan pergi ke arah pantai Teluk Persia,
tepatnya kubah Dammam yang terletak tak jauh dari Bahrain yang sebelumnya telah
diketahui memiliki sumber daya perminyakan. Twitchell berfikir bahwa tidak ada
perbedaan antara daratan Bahrain dengan lahan yang sedang ia injak.
Twitchell memastikan bahwa terdapat struktur geologi yang
berpotensi menghasilkan minyak dan melaporkannya kepada Raja Abdu Aziz. Tanah
tersebut dipercaya pihak kerajaan dapat menjanjikan hasil. Pihak kerajaan
mendukung pendirian menara bor pertama yang resmi berdiri sejak delapan belas
bulan sejak Twitchell melaporkan hasil penelitiannya kepada Raja. Empat bulan
kemudian, orang-orang berunta diutus pihak kerajaan untuk membawa peralatan dan
membantu pengerjaan di lahan dammam. Truk-truk menyusul beberapa bulan
kemudian. Sumur-sumur bor bermunculan satu persatu hingga sumur ke tujuh yang
menghasilkan minyak 1500 barel per hari. Sumur lain pun mengalami peningkatan
hasil minyak yang menandakan dimulainya era baru bagi kerajaan Arab Saudi.
Kebijakan Konsesi dan Aramco
Depresi dunia yang melanda Arab Saudi membuat sendi-sendi
perkonomian menjadi lemah. Pendapatan semula yang berjumlah 5.000.000 £/tahun
merosot hingga 3.000.000 £/tahun. Arab Saudi menanggung defisit yang cukup
besar, yaitu sejumlah 300.000 £/tahun. Raja Abdul Aziz hampir putus asa dalam
menghadapi kesulitan negaranya saat itu. Philby, sebagai penasihat Raja
berusaha memanfaatkan kedekatannya dengan Raja untuk mengambil alih kebijakan
konsesi sumber daya minyak. Philby sangat memahami bagaimana kesulitan yang
sedang dihadapi oleh Raja Ibn Saud. Hal ini membuat Phiby berpikir bahwa minyak
dapat menyelesaikan masalah ini.
Philby, sebagai penasihat Raja merencanakan pertemuan
dengan pihak Amerika, Standard
oil of California (Socal)pada
tanggal 11 April 1932 mengenai konsesi minyak. Dalam diskusi tersebut Philby
menyampaikan bahwa Raja Ibn Saud membutuhkan sejumlah uang kontan untuk
memulihkan keadaan kesejahteraan rakyatnya. Selain dengan Socal, Philby juga melakukan pertemuan dengan
pihak Inggris pada tanggal 8-9 Mei 1932. Dalam pertemuan tersebut, Philby
memprovokasi pihak Inggris dengan mengungkapkan bahwa Amerika sangat berminat
terhadap konsesi ini. Hal ini tidak lain bertujuan supaya para pengusaha
Inggris lebih gencar dalam melakukan lobi terhadap kebijakan konsesi ini dan
pada akhirnya mendapatkan hak konsesi tersebut.
Amerika dan Inggris akhirnya dipertemukan dalam satu sesi
pelelangan konsesi. Sesi tersebut terselenggara dikarenakan adanya agenda
negosiasi yang sama. Amerika menggunakan nama Socal yang diwakili oleh Lloyd M. Hamilton dan
Karl S. Twitchell dan pihak Inggris diwakili oleh jajaran direksi Anglo the Persian Oil Company.
Pelelangan dimulai dengan penawaran oleh Raja Ibn Saud bahwa konsesi akan
diserahkan sepenuhnya kepada pihak yang bisa membayar sebesar USD 100.000.
Pihak Inggris mencoba menawar pihak kerajaan dengan nominal USD 20.000, namun
menurut Raja penawaran ini terlalu rendah. Amerika mencoba mengajukan nominal
penawaran sejumlah USD 50.000 untuk mengambil alih hak konsesi untuk jangka
waktu 60 tahun. Pihak kerajaan kembali merundingkan penawaran yang diajukan
oleh pihak Amerika yang dalam hal ini diwakili oleh Socal.
Pihak kerajaan akhirnya memutuskan untuk menyetujui
pengalihan hak konsesi kepada Amerika. Selain disebabkan oleh faktor nominal
yang masih jauh dibawah penawaran, Inggris masih dianggap sebagai penjajah bagi
sebagian warga Arab Saudi, terkhusus pihak kerajaan yang memiliki otoritas
tertinggi. Secara resmi, pada tanggal 29 Mei 1933 dilakukan penandatanganan dan
pengesahan kerjasama antara Socal dengan pemerintah kerajaan Arab Saudi.
Perjanjian yang bernama perjanjian Anti-Imperialism ini memuat kesepakatan bahwa pihak
kerajaan tidak boleh mencampuri urusan Amerika. Ketentuan ini sebenarnya
menyulitkan pihak Kerajaan dalam pengamatan secara institusional terhadap
perusahaan pengelola konsesi.
Pada bulan November 1933, Socal membuat anak perusahaan Californian Arabian Standard Oil
Company (Casoc)
yang berfungsi sebagai pengelola konsesi yang disepakati dengan pihak kerajaan
Arab Saudi. Para Ahli yang berjum1ah 13 orang dari Casoc mulai melakukan prospeksi di kubah
Dammam dengan mendirikan pemukiman di daerah Jubail. Tim tersebut dipimpin oleh
Max Steinke yang bertugas sebagai komandan tim. Tim melakukan pencarian dan
penelitian mengenai struktur geologi dan mineral dari daerah kubah Dammam dan
sekitarnya yang sebelumnya telah ditemukan sedikit potensi minyak. Pada tahun
1935, dilakukan pengeboran pertama untuk lahan kubah Dammam.
Pada tahun 1936, Texas
Company mengakuisisi 50
persen hak kepemilikan konsesi yang dimiliki Socal yang dalam hal ini diwakili oleh Casoc. Sebagian jajaran Texas Company melebur menjadi pengurus Casoc. Setelah itu, dimulailah pembaharuan
seluruh fasilitas industri minyak. Pada tahun 22 Maret 1938, sumur nomor 7
wilayah Dammam tercatat menghasilkan minyak hingga 3600 barel/hari. Peningkatan
produksi yang terus terjadi, membuat tahun 1938 menjadi awal produksi minyak
Arab Saudi secara komersial. Pada tanggal 1 Mei 1939, adalah waktu pertama kali
ketika tabung muatan minyak kapal pengangkut diisi dengan 500.000 barel minyak.
Kapal tersebut akan mengantarkannya ke kilang-kilang negara asing dari
pelabuhan Ras-Tanura. Pada tahun 1940 Casoc berhasil memproduksi minyak mentah
sebanyak 3.933.903 barel/tahun.
Pada Januari 1944, Californian
Standard Oil Company (Casoc)berubah
nama menjadi Arabian American
Oil Company(Aramco). Penggantian nama tersebut dilakukan pasca
perang dunia II yang menyebabkan kegiatan produksi terhenti. Namun setelah
keadaan sudah mulai kondusif, produksi kembali dilakukan dan pertama kalinya
menghasilkan sekitar 3000 barel/hari. Tahun 1947, Raja Abdul Aziz menyambut 200
orang amerika yang akan menjadi pegawai di Aramco.
Pada tahun 1948 Standard Oil
of New Jersey dan Socony Vacuum Oil mengambil bagian dalam penguasaan
saham kepemilikan diAramco. Tahun pada tahun 1949, Saudi masuk dalam
lima puluh negara yang banyak menghasilkan minyak di dunia.
Modernisasi Bidang Politik dan Pemerintahan
Penemuan minyak menjadi titik transisi baru bagi
perpolitikan Arab Saudi. Sebelum 1930, Arab Saudi hanyalah negara yang dianggap
tidak memiliki apa-apa dari segi sumber daya. Minyak merubah wajah politik Arab
Saudi di mata dunia. Amerika Serikat mendekat dan menjadikannya sekutu.
Kerjasama yang dibangun antar keduanya membuat Arab Saudi memiliki taraf yang
tinggi diantara negara-negara Arab lainnya. Pembangunan yang dilakukan pun
sangatlah pesat membuat Arab Saudi beranjak menjadi negara yang modern.
Sedangkan dalam aspek sistem pemerintahan, Arab Saudi
tetap menganut sistem monarki absolut yang berlandaskan pada hukum Islam.
Kerajaan Saudi masih tetap memegang teguh nilai-nilai Islam yang dibangun
sebelumnya. Contohnya seperti masih adanya pelarangan orang asing masuk ke
dalam dua kota suci (Makkah dan Madinah), sehingga seluruh urusan kenegaraan
dilakukan diluar kota itu dan diwakili oleh sekretaris raja sehingga
memperlambat putusan perundingan urusan-urusan tersebut. Selain itu, juga
terdapat perubahan-perubahan struktur administratif negara. Misalnya
pembentukan dewan menteri yang terdiri dari kementerian yang telah berdiri dan
kementerian baru seperti kementerian pendidikan, pertanian dan perdagangan.
Modernisasi Bidang Pendidikan
Arab Saudi sebenarnya telah mencanangkan dua jenis
pendidikan sebelum tahun 1930-an. Pendidikan tersebut terdiri dari pendidikan
tradisional dan pendidikan formal. Pendidikan tradisonal adalah pendidikan yang
bertumpu pada kemampuan mengingat atau menghafal. Dalam pendidikan ini tidak
ada buku acuan untuk belajar mengajar dan hanya bertumpu pada tradisi lisan.
Walaupun begitu, mereka yang melakukan pendidikan ini mampu menghafal sejarah
mereka, menghafal al-Quran dan mendendangkan syair. Sedangkan pendidikan formal
adalah pendidikan yang berbentuk kursus dan hanya diperuntukkan bagi anak-anak.
Pendidikan ini mencakup pengajaran ilmu Aritmatika, ilmu Agama, dan ilmu
Bahasa.
Pada 11 Mei 1940, Casoc (Aramco)membuat sekolah di Al-Khabar yang didukung oleh perusahaan untuk
pertama kalinya. Pendidikan yang diajarkan mencakup ilmu hitung dan bahasa
Inggris. Pendidikan ini diperuntukkan untuk umum. Tahun 1954, dibuat perjanjian
antara Aramco dengan pemerintah kerajaan yang saat
itu dipimpin Raja Sa’ud untuk membuat 10 sekolah negeri di provinsi timur.
Program ini dibuat dan diperjuangkan oleh Raja Fahd muda selaku menteri bidang
pendidikan saat itu. Langkah besar Aramco yang berpengaruh bagi pendidikan di
Saudi adalah dibuatnya pusat pelatihan vokasional mengenai perminyakan pada
tahun 1959. Langkah itu dilanjutkan dengan dibuatnya kebijakan pengiriman
pegawai lokal yang berprestasi di perusahaan Aramco untuk belajar di luar negeri.
Pendidikan dasar diselenggarakan dengan kurikulum yang
baru. Sejumlah 82 % kurikulum mencakup pendidikan disiplin ilmu Agama dan 18 %
sisanya diperuntukkan untuk ilmu sejarah, geografi, Aritmatika, dan geometri.
Pendidikan lanjutan diselenggarakan dengan sistem eropa yang mencanangkan waktu
pendidikan selama lima tahun. Sebagian besar, disiplin ilmu yang diajarkan
adalah agama, dan sisanya adalah mengenai bahasa Inggris. Perubahan lain yang
terjadi adalah mulai disekolahkannya wanita meskipun dalam situasi yang
homogen. Sekolah semacam ini harus lolos penelitian ketat yang dilakukan ulama
Arab Saudi. perubahan tersebut tidak terlepas dari istri pangeran Faisal,
Iffat.
Modernisasi Bidang Sosial Budaya
Tambahan pemasukan dari sektor perminyakan mengakibatkan
perubahan yang menakjubkan bagi negeri Arab Saudi. Pihak kerajaan mulai
membelanjakan ratusan juta dolar untuk melaksanakan pembangunan teknologi yang
mencakup transportasi, pertanian dan kebutuhan masyarakat lainnya. Amerika
menjadi pembantu utama dalam melakukan proses pembangunan dan pengaturan.
Pembangunan jalan yang menghubungkan Makkah, Madinah,Jeddah dan tempat penting
lainnya terus dikembangkan. Pengaturan transportasi udara mulai diatur dengan
pembentukan Trans World
Airlines. Aspek kelautan
menjadi penting dan dibentuk dermaga besar di Jeddah, Dammam dan Ras Tanura.
Semuanya menyangkut kepentingan pemindahan minyak yang diproduksi Aramco ke kilang minyak yang ada.
Kehidupan tatanan sosial penduduk Arab Saudi berubah
drastis saat itu. Anak-anak petani dan penggembala hewan ketika sudah dewasa
menjadi seorang ahli geologi dan teknisi. Sebagian lagi sudah menjadi pemimpin
bagian perusahaan bagi pegawai yang berjumlah 52.000 orang. Penduduk yang dahulu
melakukan kegiatan nomaden, sedikit demi sedikit menetap dan membangun
wilayahnya sendiri. Pemuda dikirim ke luar negeri untuk belajar dan kembali
untuk membangun Arab Saudi. (Rasheed, 2008 : 28)
Perkembangan bidang komunikasi, saluran radio,
televisi dan majalah juga mulai bermunculan. American
Mackay Corporation ditunjuk
untuk membuat radio yang kuat di Jeddah yang dapat menyebarkan informasi ke
seluruh penjuru negeri. Rencana ini sebenarnya sempat ditentang ulama kelompok Wahhabi. Tapi, setelah dilakukan
pendekatan oleh Raja Ibn Saud, seluruh pembangunan berjalan lancar. Pada bulan
Mei 1953, Aramco TV mulai mengudara. Saluran televisi ini
merupakan saluran televisi pertama di Arab Saudi yang berbahasa Arab dan
Inggris sekaligus. Aramco TV menyiarkan konten-konten informasi
mengenai Aramco dan informasi yang berguna bagi
kelangsungan pendidikan pemuda Arab Saudi waktu itu. Selanjutnya peluncuran
majalah Aramco Al-Qafilah pada Januari 1953 menjadikannya
majalah terbaik dan rumah yang sangat bagus untuk para penulis Arab.
Modernisasi Bidang Ekonomi
Raja Abdul Aziz yang berkuasa saat masa transisi
berlangsung, menganggap pengaturan keuangan ini menjadi penting. Namun
dikarenakan sistem yang tidak jelas mengenai hak kekayaan negara apakah hak
pribadi atau masuk ke dalam kas negara menjadi masalah saat itu. Arab Saudi
mulai melakukan perdagangan secara liberal. Walaupun terdapat larangan menerima
barang dari negara penganut komunisme, Saudi tetap mengimpor barang dari Cina
dan negara-negara Eropa Timur. Pada tahun 1935, terbit kebijakan dibolehkannya
mengimpor rokok dengan pajak masuk negara yang sangat tinggi. Walaupun
Kementerian keuangan saat itu memasang pajak yang sangat tinggi, Alkohol
menjadi komoditi yang diimpor juga.
Kesimpulan
Penemuan minyak di Saudi dilandasi dengan faktor krisis
perekonomian negara. Saat itu Saudi mengalami krisis keuangan pasca perang
dunia I yang menyebabkan Saudi mengalami defisit anggaran. Atas saran dari
Philby, Saudi mulai mencari ahli geologi untuk meneliti struktur geologi Arab
saudi mengenai kemungkinan ditemukannya minyak. Philby melihat bahwa potensi
Arab Saudi sangatlah besar mengenai minyak. Ia berfikir bahwa tidak ada
perbedaan antara tanah Saudi dengan Bahrain yang sebelumnya telah memproduksi
minyak. Akhirnya Twitchell menjadi ahli geologi pertama yang meninjau Saudi
dalam mencari potensi mineral.
Twitchell sempat beberapa kali mengalami kegagalan dalam
mencari sumber daya mineral. Tapi ketika pencarian ke arah teluk persia,
tepatnya di kubah Dammam Twitchell menemukan struktur geologi yang berpotensi
menghasilkan minyak. Hal ini disambut baik oleh pihak kerajaan dan mendukung
pembangunan infrasruktur disana. Pengeboran minyak di sumur Dammam menandakan
era baru bagi Saudi yang sebelumnya tidak dikenal oleh negara manapun karena
tidak memiliki sumber daya mineral.
membuat pertemuan guna menjual hak konsesi minyak yang
ditemukan dengan harga yang semahal mungkin. Hal ini disebabkan karena konsdisi
perekonomian Arab Saudi saat itu masih belum stabil karena terpengaruh depresi
dunia. Philby, sebagai penasihat Raja mengatur pertemuan dengan beberapa pihak
seperti Standad oil of
California dan Anglo-Persian Company untuk
menawarkan konsesi. Socal berhasil mendapatkan konsesi dan
bersepakat dengan Arab Saudi. Pada november 1933 Socal membentuk Californian Arabian Standard Oil
Company sebagai pengatur
konsesi dengan pemerintahan Arab Saudi Casoc diakuisisi sahamnya sebsar 50 % pada
1936 oleh Texas Company yang membuat perusahaan ini semakin
baik dari sisi produktifitasnya.
Penemuan minyak dan pengalihan konsesi ke Amerika Serikat
membawa Arab Saudi untuk melangkah menuju modernisasi. Kemajuan terjadi di
berbagai sektor seperti pendidikan, sosial budaya, ekonomi hingga politik dan
administrasi. Meningkatnya kekayaan negara secara tiba-tiba mengakibatkan
terjadinya revolusi dalam aspek-aspek di atas kecuali pemerintahan yang tetap
memegang teguh aspek monarki dan Islam. Anggaran dana yang besar dialokasikan
untuk pembangunan teknologi dan infrastruktur di Arab Saudi. Keadaan sosial
sebelum 1930 berbeda dengan keadaan Arab Saudi ketika memasuki tahun 1950-an
saat Arab Saudi telah dikenal sebagai produsen minyak yang membuat Saudi
menjadi negara kaya di Dunia.