Selasa, 22 Agustus 2017

Pertumbuhan dan Perkembangan Ekonomi di Negara SAUDI ARA



Pertumbuhan dan Perkembangan Ekonomi di Negara SAUDI ARABIA

Tugas Remidi UH Ekonomi
logo.png
M E L I   M E R Y A N A
Absen : 13
Kelas : XI IPS 2

SMA NEGERI 2 PEKALONGAN

Pendahuluan
Arab Saudi terletak bersebelahan dengan dua benua, Eropa dan Afrika. Secara geografis terbentang dari laut Merah dan teluk Aqaba di sebelah barat hingga teluk Arab di sebelah Selatan, sedangkan di sebelah utara, Arab Saudi berbatasan langsung dengan negara Yordania, Irak, dan Kuwait. Arab Saudi juga berbatasan dengan Yaman dan Oman dan di sebelah timur negara penghasil minyak ini berbatasan dengan teluk Arab, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Bahrain. Arab Saudi memiliki bentang alam yang tandus, terdiri dari pegunungan, gurun, dan dataran tinggi dengan iklim yang panas setiap hari.
Penampang alam yang ekstrim tidak membuat Arab Saudi menjadi negara yang terisolasi dari dunia. Perkembangan industri perminyakan di Arab Saudi sejak 1930-an membuat Arab Saudi menjadi negara yang paling disegani walaupun sebelum tahun 1938 Arab Saudi tidak pernah sekalipun diperhatikan oleh negara Eropa dan Amerika. Hal itu dikarenakan tidak adanya sumber daya yang menarik perhatian dunia. Gerbang pengetahuan mengenai Arab Saudi baru terlihat dan diketahui ketika minyak ditemukan disana(Simmons, 2005 : 5).
Pada tahun 1938, minyak menjadi komoditi utama yang membuat perubahan besar dalam perkembangan negara Arab Saudi setelah pemasukan dari orang-orang yang melakukan ibadah haji. Arab Saudi mulai menjadi produsen minyak pada tahun 1930-an. Seluruh tatanan masyarakat di berbagai aspek mulai berkembang dan berubah, termasuk perekonomian Arab Saudi.
Arabian American Oil Company (Aramco) resmi berdiri pada tahun 1944. Produksi minyak yang dilakukan secara komersial dilakukan terus-menerus dan mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Keadaan tribalis sudah mulai berubah dan mengalami perubahan tatanan sosial dari sistem nomaden menjadi manusia yang modern yang menetap dan membangun peradaban kota. Hingga saat ini, Industri perminyakan Arab Saudi merupakan representasi industri minyak yang sangat besar. Negara penghasil minyak ini tercatat pada tahun 2011 memiliki aset asing yang cukup besar, yaitu sekitar SR352 miliar yang mayoritas diperoleh dari aspek industri perminyakan.
 Periode Awal Industrialisasi
Menurut catatan sejarah, secara umum penemuan minyak di Timur Tengah dimulai ketika ditemukannya minyak di daerah Iran tahun 1880 dalam bentuk pori-pori tanah yang kecil dan disimpulkan bahwa lahan tersebut banyak mengandung minyak pada tahun 1908. Kejadian ini berawal dari terjadinya kebakaran lahan secara tiba-tiba. Sebelumnya, pada masa Raja Nebukanedzar juga terjadi kebarakan yang diduga disebabkan adanya unsur minyak di wilayah kerajaannya.[1] Ladang minyak besar juga telah ditemukan pada tahun 1927 di daerah Kirkuk yang berjarak 2500 meter dari posisi kebakaran pada masa Raja Nebukanedzar II. Ladang ini menghasilkan hasil produksi yang sangat besar. Namun, peristiwa perang Irak II membuat ladang ini mengalami kerusakan dan sabotase sehingga menghambat produksi. Selain Iran dan Irak, minyak juga ditemukan di daerah Bahrain oleh Frank Holmes.
Penemuan minyak di berbagai wilayah di timur tengah, membuat Raja Abdul Aziz berfikir tentang kemungkinan penemuan minyak di negaranya. Krisis keuangan dunia yang melanda semenanjung Arab pada tahun 1929-1933 memberikan dampak yang menyebabkan terjadinya defisit keuangan. Raja Abdul Aziz harus mencari sumber pendapatan lain untuk mengatasi defisit anggaran.Saat itu pihak Kerajaan Arab Saudi yang dipimpin Abdul Aziz ibn Saud hanya memiliki sumber pemasukan ekonomi yang berbentuk Zakat, pajak perseorangan, dan subsidi yang diberikan pemerintah Inggris sejak perang dunia I tahun 1914-1918 .
Raja Abdul Aziz mendapat saran dari St. John. B. Philby untuk melakukan eksplorasi minyak di Saudi.[2] Saran ini ditanggapi serius olehnya. Raja meminta Philby untuk mencarikan seorang ahli geologi untuk memastikan apakah ada potensi minyak di tanah Saudi. Philby akhirnya mengusulkan nama Charles Crane kepada Raja dan tiba di Jeddah pada tahun 1931.[3] Pada pertemuan awal Raja Ibn Saud dengan Crane, Crane mengusulkan beberapa nama ahli geologi kepada Raja untuk untuk membantunya dalam pencarian sumber daya mineral di Saudi. Akhirnya, Raja memilih Seorang Ahli Geologi asal Amerika Karl S. Twitchell yang sebelumnya pernah bekerja sama dengan Crane di Yaman.
Twitchell memulai penyelidikan setelah tiba di Jeddah pada 1933 ke arah utara kota mekkah, tepatnya di daerah Wadi Fatimah. Ia tidak menemukan potensi minyak didalamnya. Akhirnya dia melanjutkan penyelidikan ke arah timur dengan pergi ke arah al-Hasa. Twitchell kembali mengalami kegagalan dalam menemukan potensi minyak disana. Ahli geologi ini melanjutkan perjuangannya untuk menemukan minyak dengan pergi ke arah pantai Teluk Persia, tepatnya kubah Dammam yang terletak tak jauh dari Bahrain yang sebelumnya telah diketahui memiliki sumber daya perminyakan. Twitchell berfikir bahwa tidak ada perbedaan antara daratan Bahrain dengan lahan yang sedang ia injak.
Twitchell memastikan bahwa terdapat struktur geologi yang berpotensi menghasilkan minyak dan melaporkannya kepada Raja Abdu Aziz. Tanah tersebut dipercaya pihak kerajaan dapat menjanjikan hasil. Pihak kerajaan mendukung pendirian menara bor pertama yang resmi berdiri sejak delapan belas bulan sejak Twitchell melaporkan hasil penelitiannya kepada Raja. Empat bulan kemudian, orang-orang berunta diutus pihak kerajaan untuk membawa peralatan dan membantu pengerjaan di lahan dammam. Truk-truk menyusul beberapa bulan kemudian. Sumur-sumur bor bermunculan satu persatu hingga sumur ke tujuh yang menghasilkan minyak 1500 barel per hari. Sumur lain pun mengalami peningkatan hasil minyak yang menandakan dimulainya era baru bagi kerajaan Arab Saudi.
 Kebijakan Konsesi dan Aramco
Depresi dunia yang melanda Arab Saudi membuat sendi-sendi perkonomian menjadi lemah. Pendapatan semula yang berjumlah 5.000.000 £/tahun merosot hingga 3.000.000 £/tahun. Arab Saudi menanggung defisit yang cukup besar, yaitu sejumlah 300.000 £/tahun. Raja Abdul Aziz hampir putus asa dalam menghadapi kesulitan negaranya saat itu. Philby, sebagai penasihat Raja berusaha memanfaatkan kedekatannya dengan Raja untuk mengambil alih kebijakan konsesi sumber daya minyak. Philby sangat memahami bagaimana kesulitan yang sedang dihadapi oleh Raja Ibn Saud. Hal ini membuat Phiby berpikir bahwa minyak dapat menyelesaikan masalah ini.
Philby, sebagai penasihat Raja merencanakan pertemuan dengan pihak Amerika, Standard oil of California (Socal)pada tanggal 11 April 1932 mengenai konsesi minyak. Dalam diskusi tersebut Philby menyampaikan bahwa Raja Ibn Saud membutuhkan sejumlah uang kontan untuk memulihkan keadaan kesejahteraan rakyatnya. Selain dengan Socal, Philby juga melakukan pertemuan dengan pihak Inggris pada tanggal 8-9 Mei 1932. Dalam pertemuan tersebut, Philby memprovokasi pihak Inggris dengan mengungkapkan bahwa Amerika sangat berminat terhadap konsesi ini. Hal ini tidak lain bertujuan supaya para pengusaha Inggris lebih gencar dalam melakukan lobi terhadap kebijakan konsesi ini dan pada akhirnya mendapatkan hak konsesi tersebut.
Amerika dan Inggris akhirnya dipertemukan dalam satu sesi pelelangan konsesi. Sesi tersebut terselenggara dikarenakan adanya agenda negosiasi yang sama. Amerika menggunakan nama Socal yang diwakili oleh Lloyd M. Hamilton dan Karl S. Twitchell dan pihak Inggris diwakili oleh jajaran direksi Anglo the Persian Oil Company. Pelelangan dimulai dengan penawaran oleh Raja Ibn Saud bahwa konsesi akan diserahkan sepenuhnya kepada pihak yang bisa membayar sebesar USD 100.000. Pihak Inggris mencoba menawar pihak kerajaan dengan nominal USD 20.000, namun menurut Raja penawaran ini terlalu rendah. Amerika mencoba mengajukan nominal penawaran sejumlah USD 50.000 untuk mengambil alih hak konsesi untuk jangka waktu 60 tahun. Pihak kerajaan kembali merundingkan penawaran yang diajukan oleh pihak Amerika yang dalam hal ini diwakili oleh Socal.
Pihak kerajaan akhirnya memutuskan untuk menyetujui pengalihan hak konsesi kepada Amerika. Selain disebabkan oleh faktor nominal yang masih jauh dibawah penawaran, Inggris masih dianggap sebagai penjajah bagi sebagian warga Arab Saudi, terkhusus pihak kerajaan yang memiliki otoritas tertinggi. Secara resmi, pada tanggal 29 Mei 1933 dilakukan penandatanganan dan pengesahan kerjasama antara Socal dengan pemerintah kerajaan Arab Saudi. Perjanjian yang bernama perjanjian Anti-Imperialism ini memuat kesepakatan bahwa pihak kerajaan tidak boleh mencampuri urusan Amerika. Ketentuan ini sebenarnya menyulitkan pihak Kerajaan dalam pengamatan secara institusional terhadap perusahaan pengelola konsesi.
Pada bulan November 1933, Socal membuat anak perusahaan Californian Arabian Standard Oil Company (Casoc) yang berfungsi sebagai pengelola konsesi yang disepakati dengan pihak kerajaan Arab Saudi. Para Ahli yang berjum1ah 13 orang dari Casoc mulai melakukan prospeksi di kubah Dammam dengan mendirikan pemukiman di daerah Jubail. Tim tersebut dipimpin oleh Max Steinke yang bertugas sebagai komandan tim. Tim melakukan pencarian dan penelitian mengenai struktur geologi dan mineral dari daerah kubah Dammam dan sekitarnya yang sebelumnya telah ditemukan sedikit potensi minyak. Pada tahun 1935, dilakukan pengeboran pertama untuk lahan kubah Dammam.
Pada tahun 1936, Texas Company mengakuisisi 50 persen hak kepemilikan konsesi yang dimiliki Socal yang dalam hal ini diwakili oleh Casoc. Sebagian jajaran Texas Company melebur menjadi pengurus Casoc. Setelah itu, dimulailah pembaharuan seluruh fasilitas industri minyak. Pada tahun 22 Maret 1938, sumur nomor 7 wilayah Dammam tercatat menghasilkan minyak hingga 3600 barel/hari. Peningkatan produksi yang terus terjadi, membuat tahun 1938 menjadi awal produksi minyak Arab Saudi secara komersial. Pada tanggal 1 Mei 1939, adalah waktu pertama kali ketika tabung muatan minyak kapal pengangkut diisi dengan 500.000 barel minyak. Kapal tersebut akan mengantarkannya ke kilang-kilang negara asing dari pelabuhan Ras-Tanura. Pada tahun 1940 Casoc berhasil memproduksi minyak mentah sebanyak 3.933.903 barel/tahun.
Pada Januari 1944, Californian Standard Oil Company (Casoc)berubah nama menjadi Arabian American Oil Company(Aramco). Penggantian nama tersebut dilakukan pasca perang dunia II yang menyebabkan kegiatan produksi terhenti. Namun setelah keadaan sudah mulai kondusif, produksi kembali dilakukan dan pertama kalinya menghasilkan sekitar 3000 barel/hari. Tahun 1947, Raja Abdul Aziz menyambut 200 orang amerika yang akan menjadi pegawai di Aramco. Pada tahun 1948 Standard Oil of New Jersey dan Socony Vacuum Oil mengambil bagian dalam penguasaan saham kepemilikan diAramco. Tahun pada tahun 1949, Saudi masuk dalam lima puluh negara yang banyak menghasilkan minyak di dunia.
 Modernisasi Bidang Politik dan Pemerintahan
Penemuan minyak menjadi titik transisi baru bagi perpolitikan Arab Saudi. Sebelum 1930, Arab Saudi hanyalah negara yang dianggap tidak memiliki apa-apa dari segi sumber daya. Minyak merubah wajah politik Arab Saudi di mata dunia. Amerika Serikat mendekat dan menjadikannya sekutu. Kerjasama yang dibangun antar keduanya membuat Arab Saudi memiliki taraf yang tinggi diantara negara-negara Arab lainnya. Pembangunan yang dilakukan pun sangatlah pesat membuat Arab Saudi beranjak menjadi negara yang modern.
Sedangkan dalam aspek sistem pemerintahan, Arab Saudi tetap menganut sistem monarki absolut yang berlandaskan pada hukum Islam. Kerajaan Saudi masih tetap memegang teguh nilai-nilai Islam yang dibangun sebelumnya. Contohnya seperti masih adanya pelarangan orang asing masuk ke dalam dua kota suci (Makkah dan Madinah), sehingga seluruh urusan kenegaraan dilakukan diluar kota itu dan diwakili oleh sekretaris raja sehingga memperlambat putusan perundingan urusan-urusan tersebut. Selain itu, juga terdapat perubahan-perubahan struktur administratif negara. Misalnya pembentukan dewan menteri yang terdiri dari kementerian yang telah berdiri dan kementerian baru seperti kementerian pendidikan, pertanian dan perdagangan.
Modernisasi Bidang Pendidikan
Arab Saudi sebenarnya telah mencanangkan dua jenis pendidikan sebelum tahun 1930-an. Pendidikan tersebut terdiri dari pendidikan tradisional dan pendidikan formal. Pendidikan tradisonal adalah pendidikan yang bertumpu pada kemampuan mengingat atau menghafal. Dalam pendidikan ini tidak ada buku acuan untuk belajar mengajar dan hanya bertumpu pada tradisi lisan. Walaupun begitu, mereka yang melakukan pendidikan ini mampu menghafal sejarah mereka, menghafal al-Quran dan mendendangkan syair. Sedangkan pendidikan formal adalah pendidikan yang berbentuk kursus dan hanya diperuntukkan bagi anak-anak. Pendidikan ini mencakup pengajaran ilmu Aritmatika, ilmu Agama, dan ilmu Bahasa.
Pada 11 Mei 1940, Casoc (Aramco)membuat sekolah di Al-Khabar yang didukung oleh perusahaan untuk pertama kalinya. Pendidikan yang diajarkan mencakup ilmu hitung dan bahasa Inggris. Pendidikan ini diperuntukkan untuk umum. Tahun 1954, dibuat perjanjian antara Aramco dengan pemerintah kerajaan yang saat itu dipimpin Raja Sa’ud untuk membuat 10 sekolah negeri di provinsi timur. Program ini dibuat dan diperjuangkan oleh Raja Fahd muda selaku menteri bidang pendidikan saat itu. Langkah besar Aramco yang berpengaruh bagi pendidikan di Saudi adalah dibuatnya pusat pelatihan vokasional mengenai perminyakan pada tahun 1959. Langkah itu dilanjutkan dengan dibuatnya kebijakan pengiriman pegawai lokal yang berprestasi di perusahaan Aramco untuk belajar di luar negeri.
Pendidikan dasar diselenggarakan dengan kurikulum yang baru. Sejumlah 82 % kurikulum mencakup pendidikan disiplin ilmu Agama dan 18 % sisanya diperuntukkan untuk ilmu sejarah, geografi, Aritmatika, dan geometri. Pendidikan lanjutan diselenggarakan dengan sistem eropa yang mencanangkan waktu pendidikan selama lima tahun. Sebagian besar, disiplin ilmu yang diajarkan adalah agama, dan sisanya adalah mengenai bahasa Inggris. Perubahan lain yang terjadi adalah mulai disekolahkannya wanita meskipun dalam situasi yang homogen. Sekolah semacam ini harus lolos penelitian ketat yang dilakukan ulama Arab Saudi. perubahan tersebut tidak terlepas dari istri pangeran Faisal, Iffat.
 Modernisasi Bidang Sosial Budaya
Tambahan pemasukan dari sektor perminyakan mengakibatkan perubahan yang menakjubkan bagi negeri Arab Saudi. Pihak kerajaan mulai membelanjakan ratusan juta dolar untuk melaksanakan pembangunan teknologi yang mencakup transportasi, pertanian dan kebutuhan masyarakat lainnya. Amerika menjadi pembantu utama dalam melakukan proses pembangunan dan pengaturan. Pembangunan jalan yang menghubungkan Makkah, Madinah,Jeddah dan tempat penting lainnya terus dikembangkan. Pengaturan transportasi udara mulai diatur dengan pembentukan Trans World Airlines. Aspek kelautan menjadi penting dan dibentuk dermaga besar di Jeddah, Dammam dan Ras Tanura. Semuanya menyangkut kepentingan pemindahan minyak yang diproduksi Aramco ke kilang minyak yang ada.
Kehidupan tatanan sosial penduduk Arab Saudi berubah drastis saat itu. Anak-anak petani dan penggembala hewan ketika sudah dewasa menjadi seorang ahli geologi dan teknisi. Sebagian lagi sudah menjadi pemimpin bagian perusahaan bagi pegawai yang berjumlah 52.000 orang. Penduduk yang dahulu melakukan kegiatan nomaden, sedikit demi sedikit menetap dan membangun wilayahnya sendiri. Pemuda dikirim ke luar negeri untuk belajar dan kembali untuk membangun Arab Saudi. (Rasheed, 2008 : 28)
 Perkembangan bidang komunikasi, saluran radio, televisi dan majalah juga mulai bermunculan. American Mackay Corporation ditunjuk untuk membuat radio yang kuat di Jeddah yang dapat menyebarkan informasi ke seluruh penjuru negeri. Rencana ini sebenarnya sempat ditentang ulama kelompok Wahhabi. Tapi, setelah dilakukan pendekatan oleh Raja Ibn Saud, seluruh pembangunan berjalan lancar. Pada bulan Mei 1953, Aramco TV mulai mengudara. Saluran televisi ini merupakan saluran televisi pertama di Arab Saudi yang berbahasa Arab dan Inggris sekaligus. Aramco TV menyiarkan konten-konten informasi mengenai Aramco dan informasi yang berguna bagi kelangsungan pendidikan pemuda Arab Saudi waktu itu. Selanjutnya peluncuran majalah Aramco Al-Qafilah pada Januari 1953 menjadikannya majalah terbaik dan rumah yang sangat bagus untuk para penulis Arab.
 Modernisasi Bidang Ekonomi
            Raja Abdul Aziz yang berkuasa saat masa transisi berlangsung, menganggap pengaturan keuangan ini menjadi penting. Namun dikarenakan sistem yang tidak jelas mengenai hak kekayaan negara apakah hak pribadi atau masuk ke dalam kas negara menjadi masalah saat itu. Arab Saudi mulai melakukan perdagangan secara liberal. Walaupun terdapat larangan menerima barang dari negara penganut komunisme, Saudi tetap mengimpor barang dari Cina dan negara-negara Eropa Timur. Pada tahun 1935, terbit kebijakan dibolehkannya mengimpor rokok dengan pajak masuk negara yang sangat tinggi. Walaupun Kementerian keuangan saat itu memasang pajak yang sangat tinggi, Alkohol menjadi komoditi yang diimpor juga.
 Kesimpulan
Penemuan minyak di Saudi dilandasi dengan faktor krisis perekonomian negara. Saat itu Saudi mengalami krisis keuangan pasca perang dunia I yang menyebabkan Saudi mengalami defisit anggaran. Atas saran dari Philby, Saudi mulai mencari ahli geologi untuk meneliti struktur geologi Arab saudi mengenai kemungkinan ditemukannya minyak. Philby melihat bahwa potensi Arab Saudi sangatlah besar mengenai minyak. Ia berfikir bahwa tidak ada perbedaan antara tanah Saudi dengan Bahrain yang sebelumnya telah memproduksi minyak. Akhirnya Twitchell menjadi ahli geologi pertama yang meninjau Saudi dalam mencari potensi mineral.
Twitchell sempat beberapa kali mengalami kegagalan dalam mencari sumber daya mineral. Tapi ketika pencarian ke arah teluk persia, tepatnya di kubah Dammam Twitchell menemukan struktur geologi yang berpotensi menghasilkan minyak. Hal ini disambut baik oleh pihak kerajaan dan mendukung pembangunan infrasruktur disana. Pengeboran minyak di sumur Dammam menandakan era baru bagi Saudi yang sebelumnya tidak dikenal oleh negara manapun karena tidak memiliki sumber daya mineral.
membuat pertemuan guna menjual hak konsesi minyak yang ditemukan dengan harga yang semahal mungkin. Hal ini disebabkan karena konsdisi perekonomian Arab Saudi saat itu masih belum stabil karena terpengaruh depresi dunia. Philby, sebagai penasihat Raja mengatur pertemuan dengan beberapa pihak seperti Standad oil of California dan Anglo-Persian Company untuk menawarkan konsesi. Socal berhasil mendapatkan konsesi dan bersepakat dengan Arab Saudi. Pada november 1933 Socal membentuk Californian Arabian Standard Oil Company sebagai pengatur konsesi dengan pemerintahan Arab Saudi Casoc diakuisisi sahamnya sebsar 50 % pada 1936 oleh Texas Company yang membuat perusahaan ini semakin baik dari sisi produktifitasnya.
Penemuan minyak dan pengalihan konsesi ke Amerika Serikat membawa Arab Saudi untuk melangkah menuju modernisasi. Kemajuan terjadi di berbagai sektor seperti pendidikan, sosial budaya, ekonomi hingga politik dan administrasi. Meningkatnya kekayaan negara secara tiba-tiba mengakibatkan terjadinya revolusi dalam aspek-aspek di atas kecuali pemerintahan yang tetap memegang teguh aspek monarki dan Islam. Anggaran dana yang besar dialokasikan untuk pembangunan teknologi dan infrastruktur di Arab Saudi. Keadaan sosial sebelum 1930 berbeda dengan keadaan Arab Saudi ketika memasuki tahun 1950-an saat Arab Saudi telah dikenal sebagai produsen minyak yang membuat Saudi menjadi negara kaya di Dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar